Selasa, 29 November 2011

Subagio Sastrowardoyo : Manusia Pertama Di Angkasa Luar


Manusia Pertama Di Angkasa Luar
Karya Subagio Sastrowardoyo

Beritakan kepada dunia
Bahwa aku telah sampai pada tepi
Darimana aku tak mungkin lagi kembali.
Aku kini melayang di tengah ruang
Di mana tak berpisah malam dan siang.
Hanya lautan yang hampa dilingkung cemerlang bintang.
Bumi telah tenggelam dan langit makin jauh mengawang.
Jagat begitu tenang. Tidak lapar
Hanya rindu kepada istri, kepada anak, kepada ibuku di
            rumah.
Makin jauh, makin kasih hati kepada mereka yang berpisah.
Apa yang kukenang? Masa kanak waktu tidur dekat ibu
Dengan membawa dongeng dalam mimpi tentang bota
Dan raksasa, peri, dan bidadari. Aku teringat
Kepada buku cerita yang terlipat dalam lemari.
Aku teringat kepada bunga mawar dari Elisa
Yang terselip dalam surat yang membisikkan cintanya
            kepadaku.
Yang mesra. Dia kini tentu berada di jendela
Dengan Alex dan Leo,-- itu anak-anak berandal yang
            kucinta –
Memandangi langit dengan sia. Hendak menangkap
Sekelumit dari pesawatku, seleret dari
Perlawatanku di langit tak berberita.
Masihkah langit mendung di bumi seperti waktu
Kutinggalkan kemarin dulu?
Apa yang kucita-cita? Tak ada lagi cita-cita
Sebab semua telah terbang bersama kereta
ruang ke  jagad tak berhuni. Tetapi
ada barangkali. Berilah aku satu kata puisi
daripada seribu rumus ilmu yang penuh janji
yang menyebabkan aku terlontar kini jauh dari bumi
yang kukasih. Angkasa ini bisu. Angkasa ini sepi
Tetapi aku telah sampai pada tepi
Darimana aku tak mungkin lagi kembali.
Ciumku kepada istriku, kepada anak dan ibuku

Dan salam kepada mereka yang kepadaku mengenang
Jagat begitu dalam, jagat begitu diam.
Aku makin jauh, makin jauh
Dari bumi yang kukasih. Hati makin sepi
Makin gemuruh.

                                    Bunda,
Jangan membiarkan aku sendiri.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Izin share. :)

Indahsatriani mengatakan...

kk makna dari puisi itu apa?

Adelia Savitri mengatakan...

Dear Indah,
Sejauh yg saya tau, puisi "Manusia Pertama di Angkasa Luar" ini erat kaitannya dengan kematian.
Jika kita baca ulang kata demi kata, puisi ini mengekspresikan suasana kesedihan dan kesepian seseorang yg telah berada pada "batas" dunia dan akhirat.
Ada banyak hal yg bisa digali lebih dalam terkait dg kuatnya tema "kematian" dalam puisi ini.

calliaabbruzzese mengatakan...

How to make ceramic vs titanium flat iron - Titsanium Art
How to make titanium nitride coating service near me ceramic vs titanium flat iron titanium hip - Titsanium titanium bar Art. This will help titanium trim you build your own ceramic model, you can use it all babyliss pro titanium flat iron the time.

Posting Komentar

 
;